Jumat, 13 Juni 2008

KESULTANAN BANJAR

Kesultanan Banjar (24 September 1526 s.d 11 Juni 1860) adalah kesultanan yang terdapat di Kalimantan Selatan. Kesultanan ini semula beribukota di Banjarmasin kemudian dipindahkan ke Martapura dan sekitarnya (kabupaten Banjar). Ketika beribukota di Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.
Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan ini disebut Kesultanan Banjarmasin. Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang beribukota di kota Negara, sekarang merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan dan terakhir ibukotanya di Marampiau, Margasari.
Daftar isi[sembunyikan]
1 Sejarah
1.1 Surat Kepada Sultan Demak (Sultan Trenggono)
2 Raja-raja Banjarmasin
3 Nama-Nama Sultan Banjar
4 Tokoh dan Peranan
5 Pranala
//

[sunting] Sejarah
Di Kalimantan Selatan telah berdiri suatu pemerintahan dari dinasati kerajaan (keraton) yang terus menerus berlanjut hingga daerah ini digabungkan ke dalam Hindia Belanda sejak 11 Juni 1860, yaitu :
Keraton I disebut Kerajaan Kuripan/Kerajaan Tanjung Puri
Keraton II disebut Kerajaan Negara Dipa
Keraton III disebut Kerajaan Negara Daha
Keraton IV disebut Kesultanan Banjar
Kerajaan Negara Daha merupakan kelanjutan dari Kerajaan Negara Dipa, kerajaan Hindu yang berkedudukan di kota Amuntai, Hulu Sungai Utara. Menurut Hikayat Banjar, Kerajaan ini pernah dipimpin seorang Raja Puteri bernama Puteri Junjung Buih yang kemudian menikah dengan seorang pangeran Majapahit bernama Pangeran Suryanata (Raden Putra).
Sebelum Kerajaan Negara Dipa sudah berdiri sebelumnya Kerajaan Tanjung Puri, yang berada di kota Tanjung, Tabalong yang didirikan suku Melayu dan Kerajaan Nan Sarunai yang didirikan suku Dayak Maanyan di lembah sungai Tabalong.
Kerajaan Nan Sarunai masih merupakan kerajaan satu etnik tertentu saja (Maanyan), sedangkan Kerajaan Negara Dipa merupakan kerajaan multi-etnik pertama di daerah ini.

[sunting] Surat Kepada Sultan Demak (Sultan Trenggono)
Datang Patih Balit itu membawa surat Sultan Demak, maka disuruh baca oleh Mangkubumi. Bunyinya:”Salam sembah putra andika pangeran di Banjarmasih sampai kepada Sultan Demak. Putra andika mencatu nugraha tatulung bantu tatayang sampiyan, karena putra andika barabut karajaan lawan patuha itu namanya Pangeran Tumenggung. Tiada dua-dua putra andika mancatu nugraha tatulung bantu tatayang sampiyan. Adapun lamun manang putra andika mangawula kepada andika. Maka persembahan putra andika: intan sapuluh, pekat saribu gulung, tatudung saribu buah, damar batu saribu kindai, jaranang sapuluh pikul, lilin sapuluh pikul.Demikianlah bunyinya surat itu. Maka sembah Patih Balit: ”Tiada dua-dua yang diharap putra andika nugraha sampiyan itu”. Banyak tiada tersebut. Maka kata Sultan Demak: Mau aku itu membantu lamun anakku Raja Banjarmasih itu masuk Islam. Lamun tiada masuk Islam tidak mau aku bertulung. Patih Balit kembali dahulu berkata demikian, maka kata Patih Balit: ”hinggih”. (J.J. Ras, Hikajat Bandjar: A Study in Malay Histiographi,…hlm 428)

[sunting] Raja-raja Banjarmasin
Raja I adalah Sultan Suriansyah, dimakamkan di Komplek Makam Sultan Suriansyah
Raja II adalah Sultan Rahmatullah, dimakamkan di Komplek Makam Sultan Suriansyah
Raja III adalah Sultan Hidayatullah, dimakamkan di Komplek Makam Sultan Suriansyah
Raja IV adalah Sultan Mustainbillah
Raja V adalah Sultan Inayatullah, dimakamkan di Kampung Keraton, Martapura, Banjar
Raja VI adalah Sultan Saidullah
Raja VII adalah Sultan Tahalidullah
Raja VIII adalah Sultan Amirullah Bagus Kusuma
Raja IX adalah Sultan Agung
Raja X adalah Sultan Amirullah Bagus Kusuma (kedua kali)
Raja XI adalah Sultan Hamidullah
Raja XII adalah Sultan Tamjidullah
Raja XIII adalah Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
Raja XIV adalah Susuhunan Nata Alam
Raja XV adalah Sultan Sulaiman Saidullah
Raja XVI adalah Sultan Adam Alwasikh Billah, dimakamkan di Kampung Jawa, Martapura, Banjar
Raja XVII adalah Sultan Tamjidullah Alwasikh Billah

Makam Sultan Sulaiman Saidullah di Desa Lihung, Karang Intan, Banjar.

[sunting] Nama-Nama Sultan Banjar
No.
Masa
Sultan
K e t e r a n g a n
1
1520-1550
Sultan Suriansyah
*Raja pertama Kesultanan Banjar yang mendirikan kerajaannya di Kuin, Banjarmasin memeluk Islam 24 September 1526 digelari Sunan Batu Abang, beliau cucu Maharaja Sukarama dari Kerajaan Negara Daha.
2
1550-1570
Sultan Rahmatullah
Gelar lain : Panembahan Batu Putih.
3
1570-1595
Sultan Hidayatullah
Gelar lain : Panembahan Batu Irang;
4
1595-1620
Sultan Mustainbillah
Gelar lain : Marhum Panembahan/Panembahan Marhum/Mustakim Billah/Musta Ayinubillah/Mustain Allah/Mustain Ziullah/Raja Maruhum.
5
1620-1637
Sultan Inayatullah
Gelar lain : Ratu Agung/Ratu Lama.
6
1637-1642
Saidullah(Said Allah)
Gelar lain : Wahidullah/Ratu Anum/Ratu Anumdullah.
7
1642-1660
Tahlilullah (Tahlil Allah)
Gelar lain :Pangeran Tapasana/Pangeran Mangkubumi/Rakyat Allah/Pangeran Ratu/Panembahan Sepuh/Tahalidullah.
8
1660-1663
Amirullah Bagus Kusuma
* Nama lain : Tahmidullah (Tahmidullah I)/Panembahan Kuning

9
1663-1679
Pangeran Dipati Anom(Sultan Agung)
* Mengkudeta Amirullah Bagus Kusuma dengan bantuan suku Biaju, memindahkan pemerintahan ke Sungai Pangeran, Banjarmasin Utara, Banjarmasin. Gelar lain : Pangeran Surianata
10
16801700
Amirullah Bagus Kusuma
* Naik tahta kedua kalinya setelah merebut kembali dari Sultan Agung
11
±1700-1734
Sultan Hamidullah
Gelar lain : Sultan Kuning
12
1734-1759
Sultan Tamjidullah (Tamjidullah I)

13
1759-1761
Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
* Mengkudeta pamannya Sultan Tamjidullah. Gelar lain : Sultan Aminullah/Muhammad Iya'uddin Aminullah/Muhammad Iya'uddin Amir ulatie
14
1761-1801
Panembahan Kaharuddin Halilullah
* Semula sebagai wali Putra Mahkota, tetapi mengangkat dirinya sebagai Sultan. Gelar lain : Sultan Tahmidullah II/ Susuhunan Nata Alam (1772)/Pangeran Nata Dilaga/Pangeran Wira Nata/Pangeran Nata Negara/Akamuddin Saidullah(1762)/Amirul Mu'minin Abdullah(1762)/Sulaiman Saidullah(1787)/Panembahan Batu (1797)/Panembahan Anum. Mengadakan kontrak dengan Hindia Belanda tahun 1787
15
1801-1825
Sultan Sulaiman Saidullah
* Mendapat gelar Sultan sejak tahun 1767 ketika berusia 6 tahun dari ayahnya Susuhunan Nata Alam
16
1825-1857
Sultan Adam Alwasikh Billah
* Mendapat gelar Sultan sejak tahun 1782. Ketika wafatnya terjadi krisis suksesi, Belanda menginginkan Pangeran Tamjidillah sebagai Sultan Banjar, tetapi rakyat dan pembesar istana menghendaki Pangeran Hidayatullah
17
1857-1860
Sultan Tamjidullah Alwasikh Billah
* Pada 11 Juni 1860, Residen I.N. Nieuwen Huyzen menetapkan penghapusan pemerintahan Kerajaan Banjar, Pangeran Tamjid diasingkan ke Bogor, mangkubumi Pangeran Hidayatullah diasingkan ke Cianjur
18
1862-1862
Pangeran Antasari
* Meneruskan Kesultanan Banjar di Menawing, Murung Raya, pedalaman Barito. Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, wafat 11 Oktober 1862 karena penyakit cacar
19
1862-1905
Sultan Muhammad Seman
* Pemerintahan Pagustian, meneruskan perjuangan Pangeran Antasari melawan kolonial Belanda, gugur 24 Januari 1905 ditembak Belanda. Sultan yang patriotik ini dianggap oleh orang Banjar sebagai Sultan terakhir

[sunting] Tokoh dan Peranan
Patih Masih
Patih Kuin
Patih Balit
Patih Balitung
Patih Muhur
Patih Tiup
Patih Rumbih
Patih Bahandang Bulau
Khatib Dayan
Khatib Banun
Nyai Diang Lawai
Sorang
Kiai Marta Sura
Kiai Dipondok
Kiai Suta Sami
Pangeran Dipati Tuha
Pangeran Dipati Anum
Pangeran Agung
Nyai Ratu Komala Sari
Ratu Siti
Nyai Besar Aminah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar